Senin, 13 Agustus 2012

Dongeng Telaga Bidadari


Telaga Bidadari

Dahulu kala, ada seorang pemuda yang tampan dan gagah. Ia bernama Awang Sukma.Awang Sukma mengembara sampai ke tengah hutan belantara. Ia tertegun melihat aneka macam kehidupan di dalam hutan. Ia membangun sebuah rumah pohon di sebuah dahan pohon yang sangat besar. Kehidupan di hutan rukun dan damai. Setelah lama tinggal di hutan, Awang Sukma diangkat menjadi penguasa daerah itu dan bergelar Datu. Sebulan sekali, Awang Sukma berkeliling daerah kekuasaannya dan sampailah ia di sebuah telaga yang jernih dan bening. Telaga tersebut terletak di bawah pohon yang rindang dengan buah-buahan yang banyak. Berbagai jenis burung dan serangga hidup dengan riangnya. "Hmm, alangkah indahnya telaga ini. Ternyata hutan ini menyimpan keindahan yang luar biasa," gumam Datu Awang Sukma.

Keesokan harinya, ketika Datu Awang Sukma sedang meniup serulingnya, ia mendengar suara riuh rendah di telaga. Di sela-sela tumpukan batu yang bercelah, Datu Awang Sukma mengintip ke arah telaga. Betapa terkejutnya Awang Sukma ketika melihat ada 7 orang gadis cantik sedang bermain air.

"Mungkinkah mereka itu para bidadari?" pikir Awang Sukma.
Tujuh gadis cantik itu tidak sadar jika mereka sedang diperhatikan dan tidak menghiraukan selendang mereka yang digunakan untuk terbang, bertebaran di sekitar telaga. Salah satu selendang tersebut terletak di dekat Awang Sukma. "Wah, ini kesempatan yang baik untuk mendapatkan selendang di pohon itu," gumam Datu Awang Sukma.

Mendengar suara dedaunan, para putri terkejut dan segera mengambil selendang  masing-masing.Ketika ketujuh putri tersebut ingin terbang, ternyata ada salah seorang putrid yang tidak menemukan pakaiannya. Ia telah ditinggal oleh keenam kakaknya. Saat itu, Datu Awang Sukma segera keluar dari persembunyiannya. "Jangan takut tuan putri,hamba akan menolong asalkan tuan putri sudi tinggal bersama hamba," bujuk Datu Awang Sukma. Putri Bungsu masih ragu menerima uluran tangan Datu Awang Sukma. Namun karena tidak ada orang lain maka tidak ada jalan lain untuk Putri Bungsu kecuali menerima pertolongan Awang Sukma.

Datu Awang Sukma sangat mengagumi kecantikan Putri Bungsu. Demikian juga dengan Putri Bungsu. Ia merasa bahagia berada di dekat seorang yang tampan dan gagah perkasa. Akhirnya mereka memutuskan untuk menjadi suami istri. Setahun kemudian lahirlah seorang bayi perempuan yang cantik dan diberi nama Kumalasari. Kehidupan keluarga Datu Awang Sukma sangat bahagia.

Datu Awang Sukma sangat mengagumi kecantikan Putri Bungsu. Demikian juga dengan Putri Bungsu. Ia merasa bahagia berada di dekat seorang yang tampan dan gagah perkasa.Akhirnya mereka memutuskan untuk menjadi suami istri. Setahun kemudian lahirlah
seorang bayi perempuan yang cantik dan diberi nama Kumalasari. Kehidupan keluarga Datu Awang Sukma sangat bahagia.

Namun, pada suatu hari seekor ayam hitam naik ke atas lumbung dan mengais padi di atas permukaan lumbung. Putri Bungsu berusaha mengusir ayam tersebut. Tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah bumbung bambu yang tergeletak di bekas kaisan ayam. "Apa kirakira isinya ya?" pikir Putri Bungsu. Ketika bumbung dibuka, Putri Bungsu terkejut dan berteriak gembira. "Ini selendangku!, seru Putri Bungsu. Selendang itu pun didekapnya erat-erat. Perasaan kesal dan jengkel tertuju pada suaminya. Tetapi ia pun sangat saying pada suaminya.

Akhirnya Putri Bungsu membulatkan tekadnya untuk kembali ke kahyangan. "Kini saatnya aku harus kembali!," katanya dalam hati. Putri Bungsu segera mengenakan selendangnya sambil menggendong bayinya. Datu Awang Sukma terpana melihat kejadian itu. Ia langsung mendekat dan minta maaf atas tindakan yang tidak terpuji yaitu menyembunyikan selendang Putri Bungsu. Datu Awang Sukma menyadari bahwa perpisahan tidak bisa dielakkan. "Kanda, dinda mohon peliharalah Kumalasari dengan baik," kata Putri Bungsu kepada Datu Awang Sukma." Pandangan Datu Awang Sukma menerawang kosong ke angkasa. "Jika anak kita merindukan dinda, ambillah tujuh biji kemiri, dan masukkan ke dalam bakul yang digoncang-goncangkan dan iringilah dengan lantunan seruling. Pasti dinda akan segera datang menemuinya," ujar Putri Bungsu.

Putri Bungsu segera mengenakan selendangnya dan seketika terbang ke kahyangan. Datu Awang Sukma menatap sedih dan bersumpah untuk melarang anak keturunannya memelihara ayam hitam yang dia anggap membawa malapetaka.

HIKMAH :

Jika kita menginginkan sesuatu sebaiknya dengan cara yang baik dan halal. Kita
tidak boleh mencuri atau mengambil barang/harta milik orang lain karena suatu saat
kita akan mendapatkan balasannya.








Lake Angels


Once upon a time, there is a handsome and dashing young man. He was named Awang Sukma.Awang Sukma wander down to the middle of the jungle. He was amazed at the variety kinds of lives in the woods. He built a house on a tree branch
a very large tree. Life in the forest in harmony and peace. After a long stay in
forests, Awang Sukma appointed rulers and title Datu area. Once a month, Awang Sukma around his territory, and came in a lake of clear and translucent. The lake is located under a shady tree with many fruits. Various species of birds and insects live merrily. "Hmm, how beautiful this lake. Apparently these forests store great beauty," muttered Datu Awang Sukma.

The next day, when Datu Awang Sukma was blowing his flute, he heard a low noise in the lake. On the sidelines of a rock pile the gaps, Datu Awang Sukma
peered into the lake. Awang Sukma how shocked when I saw there a beautiful girl of 7 people are playing water.

"Could they be the fairies?" Awang thought Sukma.
Seven beautiful girls are not aware if they are being watched and ignored their scarves are used for flying, scattered around the lake. One scarf is located near the Awang Sukma. "Wow, this is a good opportunity to get a scarf in that tree," muttered Datu Awang Sukma.
At the sound of leaves, the daughter was surprised and immediately took the shawl each.

When the seventh daughter wants to fly, it turns out there was one daughter who does not find his clothes. He had been left by the sixth brother. At that time,
Datu Awang Sukma immediately comes out of hiding. "Do not be afraid of the princess,servants will help as long as the princess refused to live with me, "pleaded Datu Awang Sukma. Youngest daughter is still hesitant to receive a helping hand Datu Awang Sukma.Yet because no one else then there is no other way but to accept the Youngest Princess Awang Sukma help.

Datu Awang Sukma greatly admire beauty Youngest Princess. Likewise, the
Youngest daughter. He feels happy to be near a handsome and gallant.
Finally they decided to become husband and wife. A year later born
a beautiful baby girl and named Kumalasari. Datu family life
Awang Sukma very happy.

Datu Awang Sukma greatly admire beauty Youngest Princess. Likewise, the
Youngest daughter. He feels happy to be near a handsome and gallant.
Finally they decided to become husband and wife. A year later born
a beautiful baby girl and named Kumalasari. Datu family life
Awang Sukma very happy.
But one day a black cock up the barn and the rice on top of paw
surface of the barn. Youngest daughter tried to drive out the chicken. Suddenly his eyes fixed on a bamboo tube that lay in the former kaisan chicken. "What kirakira
it yes? "thought Youngest Daughter. When the tube is opened, the youngest daughter was surprised and shouted happily. "It selendangku!, Youngest daughter cried. Shawl that was hold it tightly. Feeling irritated and annoyed fixed on her husband. But he was very fond to her husband.

Youngest daughter finally made up his mind to return to the heaven. "Now is the time I have to go back!, "he told himself. Youngest daughter immediately put on her shawl while carrying her baby. Datu Awang Sukma stunned to see what happened. He immediately approached and apologized for the actions of the scarf to hide the improper Youngest Princess. Datu Awang Sukma realize that separation can not be avoided. "Kanda, dinda Kumalasari please guard it well," said the youngest daughter to Datu Awang Sukma. " Datu Awang view Sukma staring blankly into space. "If your child misses dinda, take seven seeds pecan, and put in a shaken-goncangkan basket and rebound iringilah with flute. Surely dinda will soon come to see him," said the youngest daughter.

Youngest daughter immediately put on her shawl and immediately flew to the heaven. Datu Awang Sukma looked sad and vowed to ban offspring
maintain black cock that he considers disastrous.


If we want something better with a good and lawful manner. We
should not steal or take the goods / property owned by others for some time
we will get in return.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar