BUMI DAN ENERGI KALOR
A.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Pembangkit listrik tenaga panas
bumi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk memanfaatkan tenaga panas bumi
menjadi tenaga listrik. Menurut salah satu teori, pada prinsipnya bumi merupakan
pecahan yang terlempar dari matahari, karena itu bumi masih memiliki inti yang
panas sekali dan meleleh. Bumi juga mengandung banyak bahan radioaktif seperti
uranium -23x, uranium 2s51 dan thorium –r3r. Sebagaimana halnya dalam inti
sebuah reaktor nuklir, kegiatan bahan-bahan radioaktif ini membangkitkan jumlah
panas yang tinggi yang berusaha untuk keluar dan mencapai permukaan bumi. Semua
energi panas bumi ini sering tampak dipermukaan bumi dalam bentuk semburan air
panas, uap panas, dan sumber air belerang.
Prinsip kerja pembangkit
listrik tenaga panas bumi adalah sebagai berikut: air panas ang berasal dari
sumur akan disalurkan ke separator, oleh separator air dengan uap dipisah,
kemudian uap akan digunakan untuk menggerakkan turbin. Ada dua sistem dalam
pembangkit ini yaitu:
1. Simple flash (kilas nyala tunggal)
2. Double flash (kilas nyala ganda)
Dapat dikemukakan bahwa sistem double flash
adalah 15-20% lebih produktif dengan sumur yang sama dibanding dengan simple
flash. Uap yang keluar dari sumur sering mengandung berbagai unsur kimia yang
terlarut dalam bahan-bahan padat sehingga uap itu tidak begitu murni, zat-zat
pengotor antara lain Fe, Cl, SiO2, H2S, dan NH4. pengotor ini akan mengurangi
efisiensi PLTP, merusak sudu-sudu turbin dan mencemari lingkungan.
Perkiraan
atau estimasi yang memberikan besarnya potensi energi panas bumi menurut metode
Perry adalah:
E = D x Dt x P
Dimana: E
= arus energi (kcal per detik)
D = debit air pana (liter per
detik)
Dt = perbedaan suhu permukaan air panas dan air
dingin.
B. Konsep Energi Panas Bumi
Energi panas bumi dihasilkan dari batuan panas yang
terbentuk beberapa kilometer di bawah permukaan bumi yang memanaskan air di
sekitarnya sehingga akan menghasilkan sumber uap panas atau geiser
Sumber uap panas ini di bor. Uap panas yang keluar dari
pengeboran setelah disaring, digunakan untuk menggerakkan generator sehingga
menghasilkan energi listrik.
Agar uap panas selalu keluar dengan kecepatan tetap, air
dingin harus dipompakan untuk mendesak uap panas. Semburan uap panas dengan
kecepatan tertentu akan menggerakkan turbin yang dihubungkan ke genertaor
sehingga generator menghasilkan energi listrik.
Energi panas bumi yang ada di Indonesia pada saat ini
dapat dikelompokkan menjadi:
1. Energi panas bumi "uap basah"
Pemanfaatan
energi panas bumi yang ideal adalah bila panas bumi yang keluar dari perut bumi
berupa uap kering, sehingga dapat digunakan langsung untuk menggerakkan turbin
generator listrik. Namun uap kering yang demikian ini jarang ditemukan termasuk
di Indonesia dan pada umumnya uap yang keluar berupa uap basah yang mengandung
sejumlah air yang harus dipisahkan terlebih dulu sebelum digunakan untuk
menggerakkan turbin.
Uap basah yang
keluar dari perut bumi pada mulanya berupa air panas bertekanan tinggi yang
pada saat menjelang permukaan bumi terpisah menjadi kira-kira 20 % uap dan 80 %
air. Atas dasar ini maka untuk dapat memanfaatkan jenis uap basah ini
diperlukan separator untuk memisahkan antara uap dan air. Uap yang telah dipisahkan
dari air diteruskan ke turbin untuk menggerakkan generator listrik, sedangkan
airnya disuntikkan kembali ke dalam bumi untuk menjaga keseimbangan air dalam
tanah. Skema pembangkitan tenaga listrik atas dasar pemanfaatan energi panas
bumi "uap basah" dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1.
Pembangkitan tenaga listrik dari energi panas bumi "uap
basah".
2. Energi panas bumi "air panas"
Air panas yang
keluar dari perut bumi pada umumnya berupa air asin panas yang disebut
"brine" dan mengandung banyak mineral. Karena banyaknya kandungan
mineral ini, maka air panas tidak dapat digunakan langsung sebab dapat
menimbulkan penyumbatan pada pipa-pipa sistim pembangkit tenaga listrik. Untuk
dapat memanfaatkan energi panas bumi jenis ini, digunakan sistem biner (dua
buah sistem utama) yaitu wadah air panas sebagai sistem primemya dan sistem
sekundernya berupa alat penukar panas (heat exchanger) yang akan menghasilkan
uap untuk menggerakkan turbin.
Energi panas
bumi "uap panas" bersifat korosif, sehingga biaya awal pemanfaatannya
lebih besar dibandingkan dengan energi panas bumi jenis lainnya. Skema
pembangkitan tenaga listrik panas bumi "air panas" sistem biner dapat
dilihat pada Gambar 2.
Skema
pembangkitan tenaga listrik energi panas bumi "air panas"
3. Energi panas bumi "batuan panas"
Energi panas
bumi jenis ini berupa batuan panas yang ada dalam perut bumi akibat berkontak
dengan sumber panas bumi (magma). Energi panas bumi ini harus diambil sendiri
dengan cara menyuntikkan air ke dalam batuan panas dan dibiarkan menjadi uap
panas, kemudian diusahakan untuk dapat diambil kembali sebagai uap panas untuk
menggerakkan turbin. Sumber batuan panas pada umumnya terletak jauh di dalam
perut bumi, sehingga untuk memanfaatkannya perlu teknik pengeboran khusus yang
memerlukan biaya cukup tinggi.
C. Sumber
Energi Panas Bumi
Energi panas-bumi (geothermal energy) adalah energi panas
yang berasal dari kedalaman bumi yang berada di bawah daratan antara 32-40 km
dan di bawah lautan antara 10-13 km.
Panas geotermal ini dijumpai dalam 3 kondisi alamiah:
(1) Steam (uap),
(2) Hot water (air panas), dan
(3) Dry rock (batuan panas).
Adapun sumber panas-bumi
dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu: hydrothermal,
geopressured, dan petrothermal.
Sistem hydrothermal terdiri dari 2 macam yaitu vapor -dominated system dan
liquid-dominated system.
Pergerakan
lapisan bumi yang saling bertumbukan menyebabkan terjadinya proses radioaktif
di kedalaman lapisan bumi sehingga menyebabkan terbentuknya magma dengan temperatur
lebih dari 2000 °C. Setiap tahun air hujan serta lelehan salju meresap ke dalam
lapisan bumi, dan tertampung di suatu lapisan batuan yang telah terkena arus
panas dan magma. Lapisan batuan itu disebut dengan geothermal reservoir yang
mempunyai kisaran temperatur antara 200° - 300 °C. Siklus air yang setiap tahun
berlangsung menyebabkan lapisan batuan reservoir sebagai tempat penghasil
energi panas bumi yang dapat terus menerus diproduksi dalam jangka waktu yang
sangat lama. Itulah sebabnya mengapa panas bumi disebut sebagai energi
terbarukan dan sumber energi panas bumi tersebut berasal dari magma.
D. Manfaat
Energi Panas Bumi
Sebagian besar energi panas-bumi yang diperoleh
dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Lebih dari 200 lokasi panas-bumi
terletak di daerah terpencil seperti Nusa Tenggara dan Maluku berpeluang untuk
pengembangan listrik pedesaan. Pengembangan sumber panas-bumi skala kecil
(<10 MW) dimanfaatkan untuk listrik pedesaan disamping untuk keperluan
pertanian/perkebunan dan industri kecil.
Direktorat Perencanaan PT. PLN memproyeksikan kebutuhan
energi listrik pada tahun 1998/1999 sebesar 17.247 MW dan pada tahun 2003/2004
sebesar 27.284 MW.
Soegianto
menggambarkan kebutuhan sumber energi pada tahun 1998/1999 untuk pembangkitan
tenaga listrik dari kelima jenis sumber energi (migas & batubara,
tenaga-air, panas-bumi) sebesar 664,8 SBM atau sebesar 1130,16 MW dengan
perincian 51% BBM, 24% gas, 18% batubara, 5% tenaga air, dan 2 % panas bumi (12
SBM=20,4 MW). Sedangkan pemasokan masing-masing energi untuk pembangkitan
listrik berjumlah 242,2 SBM atau sebesar 411,74 MW, dengan perincian: 31% BBM,
22% gas, 28 % batubara, 14 % tenaga air, dan 5 % panas bumi. Apabila ditinjau
partisipasi masing-masing jenis sumber energi tersebut, panas bumi dan tenaga
air dapat memenuhi total kebutuhan yang direncanakan untuk jenis energi
tersebut. Dalam hal ini ada peluang penggantian kebutuhan energi
fosil dengan energi panas bumi maupun energi terbarukan lainnya.
Seperti diketahui, energi panas bumi memiliki beberapa
manfaat lainnya dibandingkan sumber energi terbarukan yang lain, diantaranya:
(1) hemat ruang dan pengaruh dampak visual yang minimal,
(2) mampu berproduksi secara terus menerus selama 24 jam, sehingga tidak
membutuhkan tempat penyimpanan energi (energy storage), serta
(3) tingkat ketersediaan (availability) yang sangat tinggi yaitu
diatas 95%.
Tabel 1
Daerah-Daerah Prospek Berpotensi Panas Bumi
Dengan Kapasitas Total Energi 1.205 MW Yang Telah Ada Pengembangnya*)
Daerah-Daerah Prospek Berpotensi Panas Bumi
Dengan Kapasitas Total Energi 1.205 MW Yang Telah Ada Pengembangnya*)
L
o k a s i
|
Kapasitas
(MW)
|
|
Sumatera
Utara
|
Sarulla
|
6 x 55
|
Sibayak
|
3 x 40
|
|
Sumatera
Selatan
|
Lumut Bai
|
3 x 70
|
Jawa
Barat
|
•Patuha
•Kamojang
•Gunung Salak 7
•Wayang Windu 2
•Cibuni
|
2 x 55
2 x 30
3 x 55
2 x 110
1 x 10
|
Jawa
Tengah
|
Dieng 2
|
2 x 60
|
Kapasitas Total
|
1.205
|
Tabel 2
Daerah-Daerah Prospek Berpotensi Sumber Panas Bumi Dengan Kapasitas Total 1.590 MW Yang Belum Ada Pengembangnya*)
Daerah-Daerah Prospek Berpotensi Sumber Panas Bumi Dengan Kapasitas Total 1.590 MW Yang Belum Ada Pengembangnya*)
L
o k a s i
|
Kapasitas
(MW)
|
|
Nangroe
Aceh Darussalam
|
Pulau Weh
|
2 x 40
|
Begkulu
|
•Ululais
•Rantau Dedap
|
3 x 55
3 x 70
|
Lampung
|
•Ulubelu
•Lumut Balai
|
3 x 55
6 x 55
|
Jawa
barat
|
Karaha bodas
|
2 x 110
|
Jawa
timur
|
Argopuro
|
3 x 70
|
Gorontalo
|
Kotamobagu
|
2 x 40
|
Sulawesi
Utara
|
•Lahendong 2
•Tompaso
|
2 x 20
2 x 40
|
Maluku
|
Ambon
|
2 x 25
|
Kapasitas Total
|
1.590
|
E. Dampak
Energi Panas Bumi Terhadap Lingkungan
Energi panas-bumi mempunyai banyak kelebihan dalam hal
keramahannya terhadap lingkungan dibanding energi yang lain. Energi panas-bumi dapat menghasilkan
1.
Tenaga listrik langsung di lokasi,
2.
Dengan biaya relatif rendah,
3.
Tanpa mencemari lapisan udara, air, ataupun menciptakan limbah yang berbahaya.
4.
Tidak akan mempengaruhi persediaan air tanah di daerah tersebut karena sisa
buangan air disuntikkan ke bumi dengan kedalaman yang jauh dari lapisan aliran
air tanah.
5.
Limbah yang dihasilkan juga hanya berupa air sehingga tidak mengotori udara dan
merusak atmosfer.
6.
Kebersihan lingkungan sekitar pembangkit pun tetap terjaga karena
pengoperasiannya tidak memerlukan bahan bakar, tidak seperti pembangkit listrik
tenaga lain yang memiliki gas buangan berbahaya akibat pembakaran.
Ungkapan bahwa panas bumi tidak mencemari lingkungan
disebabkan sebagian besar problem yang timbul dapat dikontrol atau dieliminasi,
dan pencemaran ini lebih bersifar lokal. Meskipun demikian gas-gas yang
terkandung, antara lain gas hidrogen sulfida (H2S), perlu mendapat perhatian.
Walau penggunaan energi panas-bumi dampak positifnya
lebih menonjol untuk pembangkitan tenaga listrik, sebenarnya energi panas-bumi
juga dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, seperti: polusi suhu,
penurunan permukaan tanah, dan tumpang tindih lahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar