Selasa, 14 Agustus 2012

Dongeng Telaga Pasir


Legenda Telaga Pasir

 

Kyai Pasir dan Nyai Pasir adalah pasangan suami isteri yang hidup di hutan gunung Lawu. Mereka berteduh di sebuah rumah (pondok) di hutan lereng gunung Lawu sebelah timur. Pondok itu dibuat dari kayu hutan dan beratapkan dedaunan. Dengan pondok yang sangat sederhana ini keduanya sudah merasa sangat aman dan tidak takut akan bahaya yang menimpanya, seperti gangguan binatang buas dan sebagainya. Lebih-lebih mereka telah lama hidup di hutan tersebut sehingga paham terhadap situasi lingkungan sekitar dan pasti dapat mengatasi segala gangguan yang mungkin akan menimpa dirinya.
Pada suatu hari pergilah Kyai Pasir ke hutan dengan maksud bertanam sesuatu di ladangnya, sebagai mata pencaharian untuk hidup sehari-hari. Oleh karena ladang yang akan ditanami banyak pohon-phon besar, Kyai Pasir terlebih dahulu menebang beberapa pohon besar itu satu demi satu.
Tiba-tiba Kyai Pasir terkejut karena mengetahui sebutir telur ayam terletak di bawah salah sebuah pohon yang hendak ditebangnya. Diamat-amatinya telur itu sejenak sambil bertanya di dalam hatinya, telur apa gerangan yang ditemukan itu. Padahal di sekitarnya tidak tampak binatang unggas seekorpun yang biasa bertelur. Tidak berpikir panjang lagi, Kyai Pasir segera pulang membwa telur itu dan diberikan kepada isterinya.
Kyai Pasir menceritakan ke Nyai Pasir awal pertamanya menemukan telur itu, sampai dia bawa pulang.
Akhirnya kedua suami isteri itu sepakat telur temuan itu direbus. Setelah masak, separo telur masak tadi oleh Nyai Pasir diberikan ke suaminya. Dimakannya telur itu oleh Kyai Pasir dengan lahapnya. Kemudian Kemudian Kyai Pasir berangkat lagi keladang untuk meneruskan pekerjaan menebang pohon dan bertanam.
Dalam perjalanan kembali ke ladang, Kyai Pasir masih merasakan nikmat telur yang baru saja dimakannya. Namun setelah tiba di ladang, badannya terasa panas, kaku serta sakit sekali. Mata berkunang-kunang, keringat dingin keluar membasahi seluruh tubuhnya. Derita ini datangnya secara tiba-tiba, sehingga Kyai Pasir tidak mampu menahan sakit itu dan akhirnya rebah ke tanah. Mereka sangat kebingungan sebab sekujur badannya kaku dan sakit bukan kepalang. Dalam keadaan yang sangat kritis ini Kyai Pasir berguling-guling di tanah, berguling kesana kemari dengan dahsyatnya. Gaib menimpa Kyai Pasir. Tiba-tiba badanya berubah wujud menjadi ular naga yang besar, bersungut, berjampang sangat menakutkan. Ular Naga itu berguling kesana kemari tanpa henti-hentinya.
Alkisah, Nyai Pasir yang tinggal di rumah dan juga makan separo dari telur yang direbus tadi, dengan tiba-tiba mengalami nasib sama sebagaimana yang dialami Kyai Pasir. Sekujur badannya menjadi sakit, kaku dan panas bukan main. Nyai Pasir menjadi kebingungan, lari kesana kemari, tidak karuan apa yang dilakukan.
Karena derita yang disandang ini akhirnya Nyai Pasir lari ke ladang bermaksud menemui suaminya untuk minta pertolongan. Tetapi apa yang dijuumpai. Bukannya Kyai Pasir, melainkan seekor ular naga yang besar sekali dan menakutkan. Melihat ular naga yang besar itu Nyai Pasir terkejut dan takut bukan kepalang. Tetapi karena sakit yang disandangnya semakin parah, Nyai Pasir tidak mampu lagi bertahan dan rebahlah ke tanah. Nyai Pasir mangalami nasib gaib yang sama seperti yang dialami suaminya. Demikian ia rebah ke tanah, badannya berubah wujud menjadi seekor ular naga yang besar, bersungut, berjampang, giginya panjang dan runcing sangat mengerikan. Kedua naga itu akhirnya berguling-guling kesana kemari, bergeliat-geliat di tanah ladang itu, menyebabkan tanah tempat kedua naga berguling-guling itu menjadi berserakan dan bercekung-cekung seperti dikeduk-keduk. Cekungan itu makin lama makin luas dan dalam, sementara kedua naga besar itu juga semakin dahsyat pula berguling-guling dan tiba-tiba dari dalam cekungan tanah yang dalam serta luas itu menyembur air yang besar memancar kemana-mana. Dalam waktu sekejap saja, cekungan itu sudah penuh dengan air dan ladang Kyai Pasir berubah wujud mejadi kolam besar yang disebut Telaga. Telaga ini oleh masyarakat setempat terdahulu dinamakan Telaga Pasir, karena telaga ini terwujud disebabakan oleh ulah Kyai Pasir dan Nyai Pasir.













Legend of the Sand Lake


Kyai Nyai Sand and Sand is the couple who live in mountain forests Lawu. They take shelter in a house (cottage) in a mountainside forest Lawu east. The hut was made of wood and roofed forest foliage. With this very simple huts they have felt very safe and not fear the dangers that befall him, like a wild animal disturbances and so forth. Moreover they have long lived in the forest so that the understanding of the situation surrounding environment and must be able to overcome any interference that might befall him.

On one day go into the woods Kyai Pasir something with the intention of planting on his farm, for a living to everyday life. Because the fields to be planted more trees large phon, Kyai Pasir first cut down some large trees one by one.
Kyai Pasir suddenly surprised to find a chicken egg is located at the bottom of a tree that was about to cut away. Eggs were subjected to watch it for a moment as he pondered, what the hell was found eggs that. Whereas in the vicinity do not seem the usual animal seekorpun laying poultry. Not thinking anymore, Kyai Pasir get home combines all the eggs and given to his wife.

Kyai Nyai Sand Sand tells the beginning of the first to find the egg, until he brought home.

Finally, both husband and wife agreed that the findings were boiled egg. Once cooked, half cooked eggs earlier by Sand Nyai given to her husband. Eggs were eaten by Kyai Sand avidly. Then later went back to the field Kyai Sand to continue the work of cutting trees and planting.

On the way back to the farm, Kyai Pasir still feel the delicious eggs that had just eaten. But after arriving at the farm, his body feels hot, stiff and painful. Eye dizzy, cold sweat drenched his body out. This pain comes suddenly, so Kyai Pasir unable to withstand the pain and eventually fall to the ground. They are very confused because the whole body stiff and sore absurdly. In these critical circumstances Kyai Pasir rolling on the ground, rolling to and fro violently. Kyai overwrite Invisibility Sand. Badanya suddenly transformed into a huge dragon, disgruntled, berjampang very scary. Naga snake rolled to and fro without ceasing.

Once, Nyai Sand who stay at home and also ate a half of a boiled egg before, suddenly suffered the same fate as that experienced by Kyai Sand. Her whole body became sore, stiff and hot is not playing. Nyai Sand became confused, ran to and fro, not known what to do.


Because of that carried this pain eventually fled to the fields Nyai Sand intends to meet her husband for help. But what dijuumpai. Instead Kyai Sand, but a dragon is huge and scary. Seeing the great dragon was Nyai Sand absurdly shocked and scared. But because it bears more severe illness, Nyai Sand no longer able to survive and fell unto the ground. Sand Nyai mangalami the same supernatural destiny like that of her husband. Similarly, he collapsed to the ground, his body transformed into a huge dragon, disgruntled, berjampang, long and sharp teeth terrible. Both the dragon is finally rolling to and fro, bergeliat squirmed on the ground field, causing the land where the dragons rolled around it became scattered and bercekung-concave like a dug-scoop. Basin is increasingly broad and deep, while the great dragon was also more powerful and also rolled abruptly from the basin and the vast land in the big water was sprayed gushing everywhere. In a short time, the basin was filled with water and sand fields Kyai becoming transformed large pond called Lake. This lake earlier by the local community called Sand Lake, because the lake is manifested by the act Kyai disebabakan Nyai Sand and Sand.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar