Selasa, 14 Agustus 2012

Dongeng Legenda Telaga Warna


Legenda Telaga Warna

Jaman dahulu ada sebuah kerajaan di Jawa Barat bernama Kutatanggeuhan. Kutatanggeuhan merupakan kerajaan yang makmur dan damai. Rakyatnya hidup tenang dan sejahtera karena dipimpin oleh raja yang bijaksana. Raja Kutatanggeuhan bernama Prabu Suwartalaya dan permaisurinya bernama Ratu Purbamanah. Sayang Prabu dan Ratu belum dikaruniai keturunan sehingga mereka selalu merasa kesepian. Rakyat pun sangat mengkhawatirkan keadaan ini, karena siapa yang akan menggantikan Prabu dan Ratu kelak?
Akhirnya Raja memutuskan untuk bersemedi. Dia pergi ke gunung dan menemukan sebuah gua. Disanalah dia bersemedi, berdoa kepada Tuhan supaya dikaruniai keturunan. Setelah berhari-hari Prabu Suwartalaya berdoa, suatu hari tiba-tiba terdengar suara gaib.
“Benarkah kau menginginkan keturunan Prabu Suwartalaya?” kata suara gaib tersebut.
“Ya! Saya ingin sekali memiliki anak!” jawab Prabu Suwartalaya.
“Baiklah! Doamu akan terkabul. Sekarang pulanglah!” kata suara gaib.
Maka Prabu Suwartalaya pun pulang dengan gembira. Benar saja beberapa minggu kemudian, Ratu pun mengandung. Semua bersuka cita. Terlebih lagi ketika sembilan bulan kemudian Ratu melahirkan seorang putri yang cantik. Dia diberi nama Putri Gilang Rukmini. Prabu Suwartalaya mengadakan pesta yang meriah untuk merayakan kelahiran putri mereka. Putri Gilang Rukmini pun menjadi putri kesayangan rakyat Kutatanggeuhan.
Beberapa tahun telah berlalu, putri Gilang Rukmini tumbuh menjadi gadis yang cantik jelita. Sayang putri Gilang Rukmini sangat manja dan berperangai tidak baik, mungkin karena Prabu dan Ratu sangat memanjakannya. Maklumlah anak semata wayang. Apapun yang diminta oleh putri pasti segera dituruti. Jika tidak putri akan sangat marah dan bertindak kasar. Namun rakyat tetap mencintainya. Mereka berharap suatu hari perangai putri akan berubah dengan sendirinya.
Seminggu lagi putri Gilang Rukmini akan berusia tujuh belas tahun. Prabu Suwartalaya akan mengadakan pesta syukuran di istana. Semua rakyat boleh datang dan memberikan doa untuk putri Gilang Rukmini. Rakyat berkumpul dan merencanakan hadiah istimewa untuk putri kesayangan mereka. Akhirnya disepakati bahwa mereka akan menghadiahkan sebuah kalung yang sangat indah. Kalung itu terbuat dari emas terbaik dan ditaburi batu-batu permata yang beraneka warna. Maka rakyat dengan sukarela menyisihkan uang mereka dan mengumpulkannya untuk biaya pembuatan hadiah tersebut. Mereka memanggil pandai emas terbaik di kerajaan untuk membuatnya.
Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu datang juga. Rakyat berduyun-duyun datang ke halaman istana tempat pesta ulang tahun putri Gilang Rukmini diadakan. Di depan istana sudah berdiri sebuah panggung yang megah. Rakyat bersorak-sorai saat Prabu dan Ratu menaiki panggung. Apalagi ketika akhirnya putri Gilang Rukmini keluar dari istana dan melambaikan tangannya. Rakyat sangat gembira melihat putri yang cantik jelita. Pesta pun berlangsung dengan meriah.
Kini tiba saatnya rakyat mempersembahkan hadiah istimewa mereka. Mereka memberikan kotak berisi hadiah itu kepada putri Gilang Rukmini. Prabu Suwartalaya membuka kotak tersebut dan mengeluarkan kalung beraneka warna yang sangat indah dan memberikannya kepada putri Gilang Rukmini. putri Gilang Rukmini memandang kalung itu dengan kening berkerut. Prabu Suwartalaya memandang putrinya, “Ayo nak, kenakan kalung itu! Itu adalah tanda cinta rakyat kepadamu. Jangan kecewakan mereka nak!”
“Iya putriku. Kalung itu sangat indah bukan. Ayo kenakan! Biar rakyat senang,” kata Ratu Purbamanah.
“Bagus apanya? Kalung ini jelek sekali. Warnanya norak, kampungan! Aku tidak mau memakainya!” teriak putri Gilang Rukmini.
Dia membanting kalung itu ke lantai hingga hancur. Prabu Suwartalaya, Ratu Purbamanah dan rakyat Kutatanggeuhan hanya bisa tertegun menyaksikan kejadian itu. Lalu tangis Ratu Purbamanah pecah. Dia sangat sedih melihat kelakuan putrinya. Akhirnya semua pun meneteskan air mata, hingga istana pun basah oleh air mata mereka. Mereka terus menangis hingga air mata mereka membanjiri istana, dan tiba-tiba saja dari dalam tanah pun keluar air yang deras, makin lama makin banyak. Hingga akhirnya kerajaan Kutatanggeuhan tenggelam dan terciptalah sebuah danau yang sangat indah.
Kini danau itu masih bisa kita temui di daerah Puncak, Jawa Barat. Danau itu dinamakan Telaga Warna, karena jika hari cerah, airnya akan memantulkan cahaya matahari hingga tampak berwarna-warni. Katanya, itu adalah pantulan warna yang berasal dari kalung putri Gilang Rukmini.











Legend Lake Color


Ancient times there was a kingdom in West Java called Kutatanggeuhan. Kutatanggeuhan is a prosperous and peaceful kingdom. People live in peace and prosper as led by the wise king. Kutatanggeuhan king named King and queen named Queen Suwartalaya Purbamanah. Unfortunately King and Queen have not been blessed with offspring, so they always feel lonely. People are very concerned about this situation, because who would replace the King and Queen later?
Finally the king decided to meditate. He went to the mountain and find a cave. It was there he meditated, prayed to God so blessed with offspring. After days of King Suwartalaya pray, one day suddenly heard the sound magical.
"Do you want a descendant of King Suwartalaya?" Said the unseen voice.
"Yes! I'd love to have children! "Replied King Suwartalaya.
"All right! Your prayer will be granted. Now go home! "Said the unseen voice.
Then King Suwartalaya went home happily. Sure enough a few weeks later, the Queen was pregnant. All rejoiced. Moreover when nine months later the Queen gave birth to a beautiful daughter. He was given the name of Princess Rukmini Gilang. Suwartalaya King held a wonderful party to celebrate the birth of their daughter. Gilang Princess Rukmini became the beloved daughter of the people Kutatanggeuhan.
Several years have passed, the daughter of Rukmini Gilang grown into a beautiful girl. Dear daughter Rukmini Gilang very spoiled and do not behave well, perhaps because King and Queen are very spoiled. It's known only child. Whatever was asked by the daughter must be obeyed. If no princess would be very angry and abusive. But people still love him. They hope one day the daughter temperament will change by itself.
Another week Gilang daughter Rukmini be seventeen years old. King Suwartalaya will hold a celebration party at the palace. All the people could come and give a prayer for Gilang daughter Rukmini. People get together and plan a special gift for their beloved daughter. Finally it was agreed that they would award a very beautiful necklace. The necklace was made of the best gold and studded with precious stones of various colors. So the people willingly put aside their money and collecting it for the cost of making the gift. They call the best goldsmiths in the kingdom to him.
Finally the awaited day arrived. People flocked to the courtyard where the daughter's birthday party held Gilang Rukmini. In front of the palace had stood a magnificent stage. People cheered as King and Queen up the stage. Especially when it finally Gilang Rukmini's daughter out of the palace and waved. People are very happy to see a beautiful princess. The party was held with great fanfare.
It is time the people offering them a special gift. They gave the box of gifts to the daughter of Rukmini Gilang. Suwartalaya King opened the box and pulled out a colorful necklace is very beautiful and gave it to Gilang daughter Rukmini. Gilang daughter Rukmini looked at the necklace with a frown. King Suwartalaya looked at his daughter, "Come on kid, wearing the necklace! It is a sign of love to you people.
Do not disappoint them boy! "
"Yes my daughter. It was a gorgeous necklace instead. Let's wear! Let the people happy, "said the Queen Purbamanah.
"Good for what? This necklace is ugly. The color is tacky, tacky! I do not want to wear it! "Shouted Gilang daughter Rukmini.
He slammed into the floor until the necklace was destroyed. Suwartalaya King, Queen Purbamanah and can only be stunned Kutatanggeuhan people witnessed the incident. Then the Queen cried Purbamanah rupture. He was very sad to see her daughter's behavior. Eventually all were moved to tears, until the palace was wet with their tears. They continued to weep until their tears flooded the palace, and suddenly came out of the ground water is swift, more and more. Until finally sunk Kutatanggeuhan kingdom and created a very beautiful lake.
Now the lake we can still find in the area of ​​Puncak, West Java. The lake was named Lake Colors, as if the sunny day, the water will reflect the sun's light to appear colorful. He said, it is the reflection of color from princess necklace Gilang Rukmini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar