Senin, 13 Agustus 2012

Dongeng Asal Usul Danau Toba



Di sebuah desa di wilayah Sumatera, hidup seorang petani. Ia seorang petani yang rajin bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas. Ia bisa mencukupi kebutuhannya dari hasil kerjanya yang tidak kenal lelah. Sebenarnya usianya sudah cukup untuk menikah, tetapi ia tetap memilih hidup sendirian.

Di suatu pagi hari yang cerah, petani itu memancing ikan di sungai. "Mudah- mudahan hari ini aku mendapat ikan yang besar," gumam petani tersebut dalam hati. Beberapa saat setelah kailnya dilemparkan, kailnya terlihat bergoyanggoyang.

Ia segera menarik kailnya. Petani itu bersorak kegirangan setelah mendapat seekor ikan cukup besar. Ia takjub melihat warna sisik ikan yang indah. Sisik ikan itu berwarna kuning emas kemerah-merahan. Kedua matanya bulat dan menonjol memancarkan kilatan yang menakjubkan. "Tunggu, aku jangan dimakan! Aku akan bersedia menemanimu jika kau tidak jadi memakanku."

Petani tersebut terkejut mendengar suara dari ikan itu. Karena keterkejutannya, ikan yang ditangkapnya terjatuh ke tanah. Kemudian tidak berapa lama, ikan itu berubah wujud menjadi seorang gadis yang cantik jelita. "Bermimpikah aku?," gumam petani.

"Jangan takut pak, aku juga manusia seperti engkau. Aku sangat berhutang budi padamu karena telah menyelamatkanku dari kutukan Dewata," kata gadis itu.

"Namaku Puteri, aku tidak keberatan untuk menjadi istrimu," kata gadis itu seolah mendesak. Petani itupun mengangguk. Maka jadilah mereka sebagai suami istri.

Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi
petaka dahsyat.

Setelah sampai di desanya, gemparlah penduduk desa melihat gadis cantik jelita bersama petani tersebut. "Dia mungkin bidadari yang turun dari langit," gumam mereka. Petani merasa sangat bahagia dan tenteram. Sebagai suami yang baik, ia terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah sawah dan ladangnya dengan tekun dan ulet. Karena ketekunan dan keuletannya, petani itu hidup tanpa kekurangan dalam hidupnya. Banyak orang iri, dan mereka menyebarkan sangkaan buruk yang dapat menjatuhkan keberhasilan usaha petani. "Aku tahu Petani itu pasti memelihara makhluk halus!" kata seseorang kepada temannya. Hal itu sampai ke telinga Petani dan Puteri. Namun mereka tidakmerasa tersinggung, bahkan semakin rajin bekerja.

Setahun kemudian, kebahagiaan Petan dan istri bertambah, karena istri Petani
melahirkan seorang bayi laki-laki. Ia diberi nama Putera. Kebahagiaan mereka tidak
membuat mereka lupa diri. Putera tumbuh menjadi seorang anak yang sehat dan kuat. Ia menjadi anak manis tetapi agak nakal. Ia mempunyai satu kebiasaan yang membuat heran kedua orang tuanya, yaitu selalu merasa lapar. Makanan yang seharusnya dimakan bertiga dapat dimakannya sendiri.

Lama kelamaan, Putera selalu membuat jengkel ayahnya. Jika disuruh membantu pekerjaan orang tua, ia selalu menolak. Istri Petani selalu mengingatkan Petani agar bersabar atas ulah anak mereka. "Ya, aku akan bersabar, walau bagaimanapun dia itu anak kita!" kata Petani kepada istrinya. "Syukurlah, kanda berpikiran seperti itu. Kanda memang seorang suami dan ayah yang baik," puji Puteri kepada suaminya.

Memang kata orang, kesabaran itu ada batasnya. Hal ini dialami oleh Petani itu. Pada suatu hari, Putera mendapat tugas mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi Putera tidak memenuhi tugasnya. Petani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Ia  langsung pulang ke rumah. Di lihatnya Putera sedang bermain bola. Petani menjadi marah sambil menjewer kuping anaknya. "Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri ! Dasar anak ikan !," umpat si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan itu. Setelah petani mengucapkan kata-katanya, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap. Tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras dan semakin deras. Desa Petani dan desa sekitarnya terendam semua. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba. Sedangkan pulau kecil di tengahnya dikenal dengan nama Pulau Samosir.

HIKMAH :

Jadilah seorang yang sabar dan bisa mengendalikan emosi. Dan juga, jangan
melanggar janji yang telah kita buat atau ucapkan.




 
The origin of Lake Toba


In a village in Sumatra, there lived a farmer. He was an industrious farmer work even though the farm is not widespread. He can be self-sufficient from result of the tireless work. Actually he was already enough to get married, but he still chose to live alone.

On a sunny morning, the farmer was fishing in the river. "Hopefully today I got a big fish," muttered the farmer in the liver. Some time after fishhook cast, hook looks sway

He immediately pulled hook. The farmer was cheered with joy after receiving a fish big enough. He was amazed at the beautiful colors of fish scales. Fish scales were colored reddish yellow gold. Both round and protruding eyes flashing a
amazing. "Wait, I do not eat! I would be willing to accompany you if you do not eat me."

The farmer was surprised to hear the voice of the fish. Since the shock, the fish they catch fell to the ground. Then not long, the fish was transformed into a beautiful girl. "a dream me?," Muttered the farmer.

"Do not worry sir, I am also human like you. I am deeply indebted to you
because it has saved me from the curse of the Gods, "she said.

"My name is Princess, I do not mind to be your wife," she said as urgent. Farmers and even then nodded. They then become husband and wife.

However, there is one promise that has been agreed, that they should not be told that the origin of the daughter of a fish. If the promise is broken then it will happen
terrible catastrophe.

Having reached the village, the villagers became excited to see beautiful girls together the farmer. "He may be an angel coming down from heaven," they murmured. Farmer
feel very happy and peaceful. As a good husband, he continued to work for
make a living by cultivating rice paddies and fields with a diligent and tenacious. Because perseverance and tenacity, the farmer's life without shortcomings in his life. Many
people are jealous, and they spread the bad suspicion that could topple the success
farmers' efforts. "I know the farmer must keep spirits!" says one
to her friend. It's up to the Farmers and the Princess's ear. But they do not
feel offended, and even more diligent work.

A year later, happiness Petan and wife increases, because the farmer's wife
gave birth to a baby boy. He was given the name of the Son. Their happiness is not
make them forget themselves. Son grow into a child's healthy and strong. He
a sweet but slightly naughty child. He has a habit of making surprise
both parents, which is always hungry. Meals should be eaten three
can be eaten alone.

Eventually, the Son always upset her father. If asked to help parents work, he always refused. The farmer's wife always reminds farmers to be patient with their child behavior. "Yes, I'll be patient, however he was our son!" The farmer said to his wife. "Thankfully, Kanda thought that way. Kanda was a good husband and father," said daughter to her husband.

Indeed, people, patience has limits. This is experienced by the farmer. One day, Son got a job delivering food and drinks into the fields where his father was working. But the son did not fulfill his duty. Farmers wait for the arrival of his son, while holding down thirst and hunger. He went straight home. In saw her Son
are playing ball. Farmers became angry as she pinched her ear. "Children do not know diuntung! Not know myself! Basic fry!," Spat the Farmers without conscious
has said the word was taboo. After the farmers say the words, instantly lost his wife and children gone. Without a trace and trail. Of the former stamping his feet, suddenly menyemburlah water very heavy and the torrential. Village Farmer and surrounding villages submerged. Water overflow is very high and wide so as to form a lake. And eventually form a lake. The lake was eventually known as the Lake Toba. While the small island in the middle known as the island.

wisdom:

Be a patient and can control your emotions. And also, do not breaking a promise we have made or say.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar